[Resensi "Matryoshka"] Pulanglah, Yulya...



[BLURB]
 “Kamu ingin gambar apa di atas sana?”
“Bintang!” seru gadis cilik itu riang.
“Lalu..., angsa.”
“Kenapa angsa?”
“Mmm..., karena..., karena angsa membantu Tereska kembali pada ayah dan ibunya. Aku..., aku tidak tahu, tapi mungkin angsa bisa membantuku kembali pada Yulya.”

Tujuh tahun berlalu setelah Yulya meninggalkanku dan pulang ke Rusia, tiba-tiba sebuah surat sampai padaku. Ia mengundangku untuk datang ke negerinya pada tanggal tujuh Agustus, tepat pada hari ulang tahun kami. Ia akan menunggu di bawah patung The Bronze Horseman membawa sebuah balon berwarna merah.

Pada hari yang ditentukan, hey, siapa yang kutemui di sana? Seorang bocah berusia tujuh tahun? Siapa anak ini? Ia membawa banyak surat dari Yulya untukku dan aku harus mendengarnya membaca surat setiap pagi. Yulya pikir, aku betah tinggal lama-lama dengannya? Yulya, aku datang jauh-jauh untuk bertemu denganmu. Di mana kau? Jangan biarkan aku dan anak kecil ini gila karenamu.



  ***

Judul            : Matryoshka: Kapan Kau akan Kembali Yulya?
Penulis         : Ghyna Amanda Putri
Penerbit       : De Teens (Diva Press Group)
Cetakan        : I/ Desember 2013
Dimensi        : 13 x 19,2 cm
Tebal            : 332 halaman
ISBN            : 978-602-255-414-1

Kapan Yulya akan kembali?

Pertanyaan itu sepertinya hanya bisa dijawab oleh Yulya sendiri. Bagaimana tidak, Yulya Bolotova, gadis Rusia-Indo yang begitu cantik dan sangat dicintai oleh laki-laki pribumi bernama Virgo itu, tiba-tiba menghilang. Lenyap tanpa “selamat tinggal” ataupun “sampai jumpa”.

Dalam novel ini, Ghyna Amanda Putri tidak hanya mengajak pembaca menerka-nerka kapankah Yulya si gadis misterius itu akan kembali, namun juga ke mana dan mengapa ia pergi. Semua itu akan terjawab perlahan dan mengalir dalam cerita yang menyentuh. Cerita tentang pengorbanan Virgo mencari keberadaan Yulya di negara kelahiran gadis yang ia cintai tersebut, Rusia.

Awalnya Virgo hanya menerima sebuah surat dari Yulya. Yulya mengundangnya untuk bertemu di hari spesial mereka, hari ulang tahun keduanya yang sama, tujuh Agustus. Virgo yang sudah lama merindukan Yulya pun tentu setuju. Dia mengorbankan seluruh gajinya untuk membeli tiket pesawat dan biaya hidup selama di Rusia. Memang sangat mahal, tapi itulah cinta.

Banyak hal yang ia persiapkan untuk pertemuan itu. Rindu yang telah memuncaki akal sehatnya membuat Virgo banyak berangan tentang bagaimana nanti pertemuannya dengan Yulya. Namun, angan itu tidak pernah terjadi. Yang dia temui di Rusia bukanlah Yulya. Melainkan gadis kecil berusia tujuh tahun yang sangat mirip dengan Yulya. Benar-benar mirip.

Gadis kecil itu memperkenalkan diri bernama Yulenka. Namun hubungannya dengan Yulya dia sendiri pun tidak tahu. Yang ia tahu bahwa selama ini ia tinggal bersama Yulya, lalu Yulya tiba-tiba menghilang. Itu saja. Yulenka juga hanya bisa berbahasa Indonesia. Ia sama sekali tidak mengerti bahasa Rusia. Itu membuatnya sangat bergantung pada Virgo. Hanya Virgo yang mengerti Yulenka.

Yulenka memiliki banyak surat yang ditulis oleh Yulya untuk dibacakan setiap pari selama Virgo di Rusia. Dari sinilah pembaca akan merasakan kehadiran Yulya. Dalam cerita, Yulya memang menghilang dari Virgo dan si kecil Yulenka, tapi kehadirannya bagi pembaca begitu terasa. Seorang Yulya hidup dalam surat-surat yang ditulisnya. Meskipun hanya melalui tulisan, Yulya mengajak Virgo dan Yulenka, bahkan pembaca untuk masuk ke dalam misteri yang ia buat.

Jauh-jauh datang dari Indonesia, yang ia temui hanya seorang gadis kecil dan surat-surat Yulya, tentu membuat Virgo kesal. Tapi apa yang bisa ia perbuat. Ia hanya bersabar sambil berharap Yulya segera menghentikan permainan ini. Ia berharap Yulya segera muncul dan menemuinya. Hidup bersama gadis kecil asing tentu belum pernah terbayangkan. Apalagi gadis tujuh tahun itu lebih dewasa dari usianya. Bahkan beberapa kali Virgo dibuat heran oleh tingkah Yulenka.

... Itu botol jus yang kemarin kubelikan. Yulenka masih menyisakan setengahnya, padahal kami berjalan jauh sekali dalam waktu yang cukup lama.
“Kenapa tidak dihabiskan jusnya?” tanyaku dalam bahasa yang Yulenka mengerti. Bahasa kami.
“Aku suka ini,” ucapnya pelan. Sepertinya, ia masih menyimpan takut. “Supaya tidak cepat habis, kuminum sedikit-sedikit.”  (Halaman 127)

Keduanya memiliki nasib yang sama, angan yang sama, dan Yulya yang sama. Mereka berharap semua cepat selesai dan Yulya kembali lagi pada mereka. Yulya benar-benar telah membuat keduanya gila. Virgo merasa dirinya sudah tidak sanggup lagi menunggu Yulya. Ia harus segera pulang. Yulenka, di sisi lain juga tidak punya pilihan. Selain Yulya, yang bisa ia harapkan untuk menemaninya hanyalah Virgo. Ia sangat bergantung pada Virgo. Lalu bagaimana jika Virgo pun menghilang? Apakah Yulya akan kembali setelah Virgo pergi? Apakah Yulya benar-benar akan kembali?

Sebuah celah tentang keberadaan Yulya pun perlahan terbuka. Melalui Katarina, sahabat Yulya, Virgo akhirnya tahu ke mana Yulya pergi. Sesuatu tentang “mereka”, “kantung mayat”, dan Yulenka yang meraung-raung membuat semuanya terang benderang. Kedewasaan Yulenka selama ini rupanya menyimpan sesuatu. Karena sikap dewasa itulah ia menyembunyikan hal yang sangat Virgo butuhkan selama ini.

Apakah Yulya benar-benar akan kembali?

Sebuah novel remaja yang ditulis oleh Ghyna Amanda Putri ini benar-benar meninggalkan kesan novel remaja yang selama ini melekat di benak saya. Kebanyakan novel remaja yang pernah saya baca menceritakan tentang lika-liku percintaan (sekelompok) remaja dengan ragam “tipu-tipunya”.

Novel ini kaya nilai pendidikan, persahabatan, dan tentu nilai kekeluargaan yang diciptakan ketiga tokoh utama –Virgo, Yulya, dan Yulenka dengan diwarnai kisah yang mengoyak hati. Dengan diksi yang ringan, kisah yang tidak berbelit-belit, dan tokoh pendukung yang fungsional namun tidak terlalu menonjol, penulis berhasil merangkai cerita yang menegangkan, mengharukan, dan menggemaskan sekaligus.

Rasanya, novel Matryoshka ini telah menjadi titik balik stereotipe saya tentang novel-novel remaja. Dan Yulya Bolotova adalah tokoh pertama novel remaja yang berhasil mengubahnya. Jadi, Yulya, kapan kau akan kembali?

Tentang Penulis:
Ghyna Amanda Putri, lahir dan besar di Bandung. Saat naskah Matryoshka ini dirampungkan, akhirnya ia selesai juga kuliah di salah satu universitas negeri dengan major pendidikan bahasa Jepang. Kegiatan menulisnya sendiri dimulai sejak bergabung dengan forum roleplay berbasis teks. Penyuk panda akut yang hobinya membuat gambar doodle ini sehari-harinya bergentayangan bebas lewat akun twitter @amndbrnz dan Facebook: Ghyna Amanda Putri.