Wishful Wednesday [10] – Trio Novel Penuh Kenangan

Selamat sore. Wishful Wednesday kembali lagi di blog kecil-kecilan ini. Hehehe. Hari ini saya lagi pengen banget baca novel-novel klasik yang dulu pernah saya baca di perpustakaan Aliyah. Memang pada masa di Aliyah-lah awal mula saya berkenalan dengan sastra. Dan ketiga buku inilah yang menjadi patokan pertama saya dalam menulis. “Harus mirip ini!” begitu prinsip saya dulu. Hehehe. Kangen banget sama cerita-cerita di dalamnya, yang umumnya memuat kehidupan khas “zaman tidak enak”. Hehehe... Novel-novel amazing itu adalah:
Burung-Burung Manyar (YB. Mangunwijaya)

Saya sudah lupa jalan cerita dalam novel ini. Benar-benar pengen menyegarkan kembali ingatan saya tentang Teto (kalau tidak salah), tokoh utama novel karya Romo Mangun ini. Memang novel ini telah dicetak ulang dengan wajah baru. Tapi saya lebih menyukai wajah lama ini. ^^
Atheis (Achdiat K. Mihardja)
Saya juga lupa novel ini berkisah tentang apa. Yang jelas, tokohnya bernama Hasan. Hehe. Meski tidak ingat isi dari novel ini bagaimana, tapi novel ini sangat membekas di ingatan saya sebagai novel yang menguras emosi.
Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck (Buya Hamka)
Tidak perlu saya ceritakan lagi tentang novel ini. Ini novel sudah difilmkan. Saya sangat salut dengan Buya Hamka, beliau mampu membuat kisah sebagus dan senyata ini. Buku ini pun sudah dicetak ulang dengan wajah baru. Tapi cover lawasnyalah yang membekas di ingatan saya.
Okelah, cukup sekian nostalgianya dengan masa-masa awal berkenalan dengan sastra. Doakan saya bisa mendapatkan buku-buku di atas dengan cover persis seperti itu. Hehe. Amiiin..
---------

Share WW-mu juga, yuk! Caranya:
o    Silakan follow blog Books To Share – atau tambahkan di blogroll/link blogmu.
o    Buat posting mengenai buku-buku (boleh lebih dari 1) atau segala hal yang berhubungan dengan kebutuhan bookish kalian, yang jadi inceran kalian minggu ini, mulai dari yang bakal segera dibeli, sampai yang paling mustahil dan hanya sebatas mimpi. Oya, sertakan juga alasan kenapa buku/benda itu masuk dalam wishlist kalian ya!
o    Tinggalkan link postingan Wishful Wednesday kalian di Mr. Linky (klik saja tombol Mr. Linky di bagian bawah post di blog Books To Share di sini). Kalau mau, silakan tambahkan button Wisful Wednesday di posting kalian.
o    Mari saling berkunjung ke sesama blogger yang sudah ikut share wishlistnya di hari Rabu. ^^

Mendadak Giveaway by Biondy Alfian

Selamat Hari Selasa! ^^
Ada kabar gembira buat para penikmat buku dan pemburu Giveaway (eaaaaa ^0^). Kak BiondyAlfian lagi bikin Giveaway dadakan. Gimana nggak dadakan, waktunya Cuma sebentar. Hanya dari tanggal 25-28 April 2016. Buruan! :D
Ada dua macam GA yang diadakan, Mendadak Fantasi dan Mendadak Impulsif.
Aturan Giveawaynya sebagai berikut:
1.  Peserta berdomisili di wilayah Indonesia.
2.  Silakan mengisi kolom Rafflecopter di sini dan di sini.
3.  Giveaway berlangsung dari 25 April – 28 April 2016.
4.  Keputusan pemenang tidak dapat diganggu gugat.
5.  Bila dalam 48 jam tidak ada respon dari pemenang, maka akan dipilih seorang pemenang baru.

Buruan, ya. Dan semoga menang! ^^

Wishful Wednesday [9] – Buku-Buku Karya Edi Akhiles

Selamat sore, akhirnya hari Rabu lagi. Waktunya Wishful Wednesday ^^ Tak terasa sudah sembilan minggu saya ikut nimbrung di eventnya Mbak Astrid ini. Okelah langsung saja, buku-buku yang pengen banget saya miliki, dan belum kesampaian saat ini adalah buku-bukunya Pak Edi Akhiles atau Edi AH. Iyubenu. Terutama yang ini. Susah nyarinya. Bahkan di bazarnya Diva Press pun tidak ada...
Andai Aku Jalan Kaki, Masihkah Engkau Selalu Ada Untukku?

“Andai aku jalan kaki, di bawah terik matahari, bermandi keringat, menahan lapar, bertubuh dekil nan buluk, dengan dompet kempes yang tidak bisa untuk beli sebuah air kemasan gelas, akankah kau, kau, kau yang kini selalu tersenyum manis dan mendengarkanku, tetap mau menyapaku, tersenyum padaku, menyentuh lenganku, merangkulku, memelukku, menciumku, dan menganggapku manusia?”..Ahh.. Andai Aku Jalan Kaki, Masihkah Engkau Selalu Ada Untukku?






Buku-buku Pak Edi Akhiles lainnya yang ingin saya koleksi yaitu:
1.     Berhala-Berhala Wacana
2.     Ah, Tuhan Sayang Padaku, Kok
3.     Trio (Lebih) Macan
4.     Thx For Auratmu
5.     Orang Pelit Pantatnya Item
6.     Nganu
7.     Rogoh Ah...
8.     Putusin Nggak, Ya?
9.     Ojung (Kumcer)
10. Penjaja Cerita Cinta (Kumcer)
Dan buku-buku lainnya yang mungkin belum saya sebutkan. Karena memang sudah banyak yang beliau tulis. Saya sendiri masih mengoleksi lima biji. Hehehe
Kenapa saya suka tulisan Pak Edi Akhiles? Pertama, ketika beliau menulis buku motivasi, bahasa yang digunakan suka-suka. Iya, suka-suka. Tidak kaku. Bahasa yang digunakan mudah dimengerti oleh remaja, yang memang palis sering menjadi target tulisannya. Sangat menghibur bagi saya. Kedua, ketika beliau menulis cerpen, behhh... Jangan ditanya. Mengaduk emosi banget. Saya pernah meresensi Hujan Pertama untuk Aysila. Semua cerpen di dalamnya berhasil memesona saya.
Okelah, doakan semoga buku-buku di atas bisa saya miliki, ya. Sebagian buku di atas ada di bazar buku-buku Diva Press di kampus. Tapi bujet belum mendukung. Mungkin ada yang lagi surplus uang, bisa dicipratkan ke saya. Ngoaaahhaa ^0^ Sampai jumpa Rabu depan.
---------
Share WW-mu juga, yuk! Caranya:
o    Silakan follow blog Books To Share – atau tambahkan di blogroll/link blogmu.
o    Buat posting mengenai buku-buku (boleh lebih dari 1) atau segala hal yang berhubungan dengan kebutuhan bookish kalian, yang jadi inceran kalian minggu ini, mulai dari yang bakal segera dibeli, sampai yang paling mustahil dan hanya sebatas mimpi. Oya, sertakan juga alasan kenapa buku/benda itu masuk dalam wishlist kalian ya!
o    Tinggalkan link postingan Wishful Wednesday kalian di Mr. Linky (klik saja tombol Mr. Linky di bagian bawah post di blog Books To Share di sini). Kalau mau, silakan tambahkan button Wisful Wednesday di posting kalian.
o    Mari saling berkunjung ke sesama blogger yang sudah ikut share wishlistnya di hari Rabu. ^^

Wishful Wednesday [8] – Kebutuhan Pendamping Buku

Jam segini udah posting WW. Mumpung ada kuota. Hehehe. Di WW ke-8 ini saya nggak mau wish buku dulu. Saya mau wish kebutuhan untuk buku-buku yang saya miliki sekarang. Ini dia...
Pertama, saya pengen punya rak buku.
Selama ini buku-buku di rumah saya kumpulkan di rak meja belajar yang sempit. Meski belum penuh, sih, tapi butuh rak khusus untuk buku-buku koleksi yang (semoga) nambah terus. Pengennya, rak tersebut sekiranya bisa menyatu dengan meja tulis. Karena saya suka nulis setelah baca. Hehe. Misalnya yang seperti ini.



Kedua, saya butuh penyangga buku.
Yap, benda ini saya butuhkan karena, setiap satu-dua buku saya ambil untuk dibaca, seringkali tempat yang kosong itu membuat buku-buku lainnya jatuh. Akibatnya ada yang terlipat, dll. Penyangga sederhana saja cukup. Yang penting buku-buku saya aman dari benturan. :D Misalnya seperti ini.





Ketiga, pengen punya pembatas buku (kalau bisa yang unik).
Para booklover yang perfeksionis pasti setuju dengan saya, “Tidak ada buku yang boleh dilipat. Kalau ingin menandai halaman yang dibaca, pakai pembatas bukunya. Jangan dilipat!” ^0^ Tapi tidak semua buku dilengkapi bookmark. Dan tidak semua orang yang pinjam buku kita merawat buku itu sebaik kita. Maka saya pernah membuat semacam bookmark dengan bantuan Cak Google. Tapi belum memuaskan. Dan saya pengen yang seperti ini dari dulu.
Oke, sekian dulu WW-ku minggu ini. Doain ya, supaya saya diberi kemampuan untuk memiliki barang-barang tersebut. Amiiin ^^

---------
Share WW-mu juga, yuk! Caranya:
o    Silakan follow blog Books To Share – atau tambahkan di blogroll/link blogmu.
o    Buat posting mengenai buku-buku (boleh lebih dari 1) atau segala hal yang berhubungan dengan kebutuhan bookish kalian, yang jadi inceran kalian minggu ini, mulai dari yang bakal segera dibeli, sampai yang paling mustahil dan hanya sebatas mimpi. Oya, sertakan juga alasan kenapa buku/benda itu masuk dalam wishlist kalian ya!
o    Tinggalkan link postingan Wishful Wednesday kalian di Mr. Linky (klik saja tombol Mr. Linky di bagian bawah post di blog Books To Share di sini). Kalau mau, silakan tambahkan button Wisful Wednesday di posting kalian.
o    Mari saling berkunjung ke sesama blogger yang sudah ikut share wishlistnya di hari Rabu. ^^

‎[Review, Koleksi Sejarah] Dalem Tawanan Djepang – Nio Joe Lan



[BLURB]
Nio Joe Lan pada tahun 1942 turut dipenjarakan oleh tentara Jepang dan buku ini adalah suatu catatan sejarah yang sangat teliti dan berharga mengenai pengalamannya dan kejadian dalam penawanan Jepang. Tidak banyak bekas tawanan Jepang yang pernah menulis buku yang selengkap dan seseksama ini, namun juga sangat menarik.
Myra Sidharta
Pengamat budaya Tionghoa di Indonesia
-----------------------------------------------------------------------------
Judul            : Dalem Tawanan Djepang
Penulis         : Nio Joe Lan
Penerbit       : Komunitas Bambu
Cetakan        : II/ September 2008
Ukuran         : 13 x 19 cm
Tebal            : 356 halaman
Kertas          : Bookpaper, Soft cover
ISBN            : 978-3731-31-1
----------------------------------------------------------------------------
Nio Joe Lan, sebagai seorang interneeran (tawanan perang) Jepang menceritakan kisah hidupnya selama berada di dalam tiga penjara berbeda selama 3 tahun. Kisah-kisah dalam buku ini diurut berdasarkan tempat di mana Nio Joe Lan dipenjara. Jadi, ada tiga bagian dalam buku ini, yang meliputi bagian “Boekit-Doeri”, “Serang”, dan “Tjimahi”.
Ketiga bagian tersebut ibarat fase kehidupan Nio Joe Lan sebagai seorang tawanan perang. Di “Boekit-Doeri”, Nio Joe Lan menceritakan kisah awal ketika ia ditangkap saat ia berada di rumahnya, hingga ketika, untuk pertama kalinya, ia mengalami rasanya menjadi seorang tahanan.
Setelah 17 bulan di Boekit Doeri (Bukit Duri), para tawanan berikut Nio Joe Lan dipindahkan ke penjara Serang. Di penjara ini pun tidak jauh beda. Namun beberapa hal memang lebih baik daripada di Boekit Doeri. Genap 5 bulan kemudian, rombongan tawanan itu kembali dipindahkan. Kamp selanjutnya adalah Tjimahi (Cimahi). Di Tjimahi ternyata lebih nyaman daripada di dua penjara sebelumnya. Makanan lebih layak dan mencukupi, sel yang luas, dan sebagainya.
Buku ini ibarat buku harian Nio Joe Lan selama 3 tahun menjadi tawanan perang. Mayoritas alur dalam buku ini berjalan maju, sebab Nio Joe Lan mengurutkan kisahnya berdasarkan peristiwa yang terjadi hari demi hari. Tapi kadang ia selipkan juga beberapa flashback untuk menguatkan emosi dalam ceritanya.
Nio Joe Lan mengisahkan pengalamannya di dalam penjara dengan begitu lugas, detil, dan terlebih lagi, menghibur. Kisah-kisah lucu di dalam penjara tidak lupa pula ia selipkan di antara kisah-kisah memilukan layaknya kisah para tahanan perang. Menurut saya, tidak pernah membosankan.
Sayangnya, saya membutuhkan waktu lama untuk menamatkan buku ini. Apa pasal? Bahasa yang digunakan bukanlah bahasa Indonesia seperti yang digunakan saat ini. Buku ini menggunakan bahasa murni seperti yang ditulis oleh Nio Joe Lan tujuh dekade yang lalu, bahasa Melayu Lingua Franca. Mirip dengan ejaan Van Ophuijsen, tapi bedanya, bahasa buku ini memiliki dialek khas tionghoa. Saya kutipkan beberapa kalimat:
“Itoe malem, sasoeda ditoetoep, dari bebrapa cel saja denger orang njanjiken Stille Nacth, Heilig Nacth jang mengharoeken hati. Saja tjoba bajangken, brapa banjak roemah-tangga di seloeroeh doenia di itoe malem terbenam dalem kadoekahan, ... oleh sakean banjaknja anak-anak jang salandjoetnja kailangan marika poenja ajah jang tertjinta.”
Andai saja ejaannya diubah ke dalam ejaan saat ini, misal; “j” ditulis “y”, “tj” ditulis “c”, “oe” ditulis “u”, dan sebagainya, tanpa menghubah struktur kalimat, maka itu akan lebih baik dan mudah dibaca. Pembaca tidak perlu bekerja dua kali; memahami bahasa sekaligus memahami jalan ceritanya.
Tapi sebenarnya, saya akui, ini ilmu baru bagi saya pribadi. Tahap demi tahap, saya jadi terbiasa membaca dengan ejaan lama tersebut, dengan kecepatan membaca seperti saat membaca buku berejaan terbaru.
Buku bagus, recommended sekali bagi para pecandu sejarah J

Wishful Wednesday [7] – Kisah Seputar Hiroshima dan Kamikaze

Selamat hari Rabu... :D Kali ini bukan tentang sejarah Kota Jember lagi. Bosan, sudah 3 minggu sejarah mulu. Tapi yang akan saya masukkan ke wishlist kali ini juga sejarah, sih. Hehehe. Maklum lah, penikmat dunia masa lalu, sekali kecanduan sejarah terus-terusan penasaran “ada apa lagi nih di masa lalu?” Tssaah!
Banyak yang pengen banget saya pelajari dari sejarah. Bagi saya, sejarah adalah sebuah novel mahakarya Tuhan. Sepenuhnya based on true story :P (ya iya lah). Dibanding dengan novel-novel kekinian, saya lebih menikmati buku-buku sejarah yang memuat kisah-kisah nyata, lugas, dan tidak memuat kisah yang tidak penting. Tapi memang selera orang berbeda-beda, sih. Hehe. Yang suka novel-novel kekinian juga bagus, kok. Jadi nggak kudet seperti saya.
Jadi, ini nih buku-buku yang pengen banget saya lahap ilmunya:
1.  Hiroshima: Ketika Bom Dijatuhkan
Buku ini adalah catatan reportase yang ditulis oleh seorang wartawan bernama John Hersey. Selama tiga minggu, ia datang ke Tokyo dan mewawancarai para korban bom atom. Jadi ini adalah laporan kisah nyata yang ditulis dengan gaya fiksi, bersumber dari tangan pertama.
Hiroshima pertama kali dimuat di The New Yorker pada Agustus 1946 dan mendapat sambutan luas dari pembacanya. Hiroshima adalah perjalanan hidup enam orang yang selamat dari ledakan bom: Nona Sasaki, Dr. Fujii, Nyonya Nakamura, Pastur Kleinsorge, Dr. Sasaki, dan Pendeta Tanimoto.

2.  Kisah Para Pilot Namikaze
Kamikaze, korps serangan udara bunuh diri Jepang pada Perang Dunia II, begitu mengerikan dan menggemparkan dunia kemiliteran. Ribuan orang melakukan serbuan nekat (banzai) dengan menabrakkan pesawatnya ke sarang musuh. Taktik luar biasa yang tak pernah terpikir dan berhasil menenggelamkan serta merusak sejumlah besar kapal laut AS. Membunuh dan melukai secara massal.
Apakah pikiran pilot kamikaze? Apakah itu merupakan rasa frustrasi yang ditunjukkan dengan tindakan bunuh diri? Apakah kamikaze Cuma tindakan orang-orang yang mengalami pahitnya kekalahan dan tidak bersedia menghadapi kenyataan?
Yap! Buku-buku ini sukses bikin saya penasaran banget sama isinya. Ini adalah sesuatu yang baru bagi saya. Sebuah cuplikan sejarah yang jarang diungkap. Kisah orang-orang yang berhasil selamat dari kematian karena bom atom, dan kisah orang-orang yang malah mencari mati di medan perang. Hemm.. dua buku ini sepertinya bakal jadi mimpi buruk selama belum saya miliki. Hehehe :D
---------

Share WW-mu juga, yuk! Caranya:
o    Silakan follow blog Books To Share – atau tambahkan di blogroll/link blogmu.
o    Buat posting mengenai buku-buku (boleh lebih dari 1) atau segala hal yang berhubungan dengan kebutuhan bookish kalian, yang jadi inceran kalian minggu ini, mulai dari yang bakal segera dibeli, sampai yang paling mustahil dan hanya sebatas mimpi. Oya, sertakan juga alasan kenapa buku/benda itu masuk dalam wishlist kalian ya!
o    Tinggalkan link postingan Wishful Wednesday kalian di Mr. Linky (klik saja tombol Mr. Linky di bagian bawah post di blog Books To Share di sini). Kalau mau, silakan tambahkan button Wisful Wednesday di posting kalian.
o    Mari saling berkunjung ke sesama blogger yang sudah ikut share wishlistnya di hari Rabu. ^^

‎[Review, Koleksi Sejarah] Ensiklopedia Babad Bumi Jawa – Krisna Bayu Adji



[BLURB] Pulau Jawa merupakan pulau yang sering dilukiskan sebagai tanah surga. Karena kesuburan tanah dan hasil buminya yang melimpah ruah; banyak bangsa asing dari benua Asia dan Eropa datang di Pulau Jawa baik untuk melakukan syiar agama serta perniagaan. Bahkan demi keberuntungan finansial; bangsa dari benua Eropa semisal Portugis, Belanda, dan Inggris ingin menguasai Pulau Jawa yang waktu itu telah dikuasai oleh Raja-Raja Sunda dan Jawa.
Kedatangan bangsa asing serta keberadaan Kerajaan-Kerajaan Sunda dan Jawa yang senantiasa menerapkan menerapkan politik kekuasaan merupakan salah satu unsur yang sangat mempengaruhi terbentuknya Daerah-Daerah Kadipaten di Pulau Jawa. Daerah-daerah Kadipaten yang waktu it berada di wilayah kerajaan-kerajaan besar sebelum menjadi daerah kabupaten di bawah provinsi pasca kemerdekaan Negara Republik Indonesia.
Melacak jejak babad (sejarah) terbentuknya daerah-daerah kabupaten dan kota di Pulau Jawa sungguh menarik. Sekalipun tanpa dinafikan, bahwa peninggalan-peninggalan dari masa prasejarah, bangsa Hindu dan Buddha, serta kisah-kisah legenda turut mewarnai terbentuknya daerah-daerah kabupaten dan kota tersebut.
Hanya dengan buku ini, Anda akan menjadi orang pertama yang akan mengetahui tentang babad (sejarah) daerah Anda sendiri, serta daerah-daerah lain yang tersebar di Pulau Jawa.
--------
Judul            : Ensiklopedia Babad Bumi Jawa
Penulis         : Krisna Bayu Adji
Penerbit       : Araska
Cetakan        : I/ Oktober 2014
Ukuran         : 13,5 x 20,5 cm
Tebal            : 340 halaman
Kertas          : Bookpaper, Soft cover
ISBN            : 978-602-300-052-4
Mendengar judul buku ini, mungkin akan sedikit terbayang buku lain yang lebih klasik dan terkenal yaitu Babad Tanah Jawi. Secara maknawi, judul kedua buku tersebut sama. Sama dari segi judul namun berbeda isinya. Meskipun sebenarnya penggunaan kata “Babad” untuk judul buku ini, menurut saya, sangat tidak tepat. Dan seharusnya dihilangkan saja.
Sebuah babad secara umum bersifat magis, reliomatis, legendaris, metis, genealogis, pragmatis, rajacentris, fragmentaris, regiosentris, dan bersifat analogis atau simbolis (Trijono: 2011, 53). Oleh karena itu, penulis-penulis babad sebenarnya digambarkan sebagai seorang pujangga yang hidup di dalam istana dan mengabdi kepada raja-raja sebagai pujangga yang menceritakan kebesaran junjungannya. Dengan demikian tidak sembarang orang dapat menulis sebuah babad.
Ensiklopedia Babad Bumi Jawa ini ditulis oleh seorang sejarawan masa kini yang menulis ulang dari beberapa sumber. Krisna Bayu Adji, yang memiliki kegemaran mengunjungi situs-situs sejarah, menyusun buku ini berdasarkan pada apa yang ia dapat dan pelajari dari hobinya itu.
Berbeda dengan Babad Tanah Jawi yang ditulis berdasarkan kurun waktu dari Nabi Adam hingga tahun tertentu, buku ini menuliskan sejarah setiap kota di tanah Jawa secara urut dari barat hingga timur. Tidak hanya kota, tapi juga provinsi yang menaunginya. Dimulai dari Daerah Khusus Ibukota Jakarta, lalu Provinsi Jawa Barat, Provinsi Banten, Daerah Istimewa Yogyakarta, Provinsi Jawa Tengah, terakhir Provinsi Jawa Timur.
Sebanyak 6 provinsi dan 90 kabupaten dan kota dibahas secara ringkas namun lugas dalam buku ini. Akan tetapi, saking ringkasnya, beberapa daerah malah mendapat “porsi” terlalu singkat. Oleh karena itu, bagi saya, buku ini hanya direkomendasikan bagi para penikmat sejarah yang sekadar ingin mengetahui sejarah tempat-tempat di Pulau Jawa. Akan tetapi jika menginginkan sumber sejarah sebagai referensi sebuah penelitian dsb., buku ini perlu didampingi buku lain yang lebih lengkap dan komprehensif.